Ada berbagai cara dan alasan untuk bebas dari jeratan tilang polisi. Bisa pura-pura ingin menjenguk keluarga sakit, pura-pura ingin buru-buru BAB, bisa juga melawannya dengan gertakan.
Pemuda yang satu ini mempunyai cara yang lebih konyol, yakni menantangnya menggunakan rumus fisika. Kejadian terjadi pada 7 Oktober 2012. Ketika itu, seorang polisi menunggang motor bersirine mengejar sebuah mobil.
“Pagi, Dek,” sapa polisi tersebut, lalu meminta surat izin mengemudi (SIM) dan KTP pria etnis India yang ada dalam mobil.
Menurut polisi, pria tersebut bersalah karena tidak berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Namun, pengemudi bersikukuh bahwa ia tidak melanggar lalu lintas. “Saya nampak 100 persen lampu kuning, saya jamin tak ada lampu merah,” kata pengemudi itu berdalih.
Ia lantas bertanya, berapa jarak polisi itu saat mengejar mobinya. Dijawab, 200 meter. Dengan pengetahuan fisikanya, ia membantah tuduhan oknum polisi itu, dengan menggabungkan sudut kecuraman bukit, kecepatan mobilnya, latitude, momentum mobil, kecepatan angin. “Saya tak ada waktu membuat masalah, saya mau pergi kuliah, belajar fisika,” kata pengemudi itu.
Entah mengerti atau tidak, polisi tersebut akhirnya menerima penjelasan pengemudi dan mengembalikan SIMnya. “Jangan ulangi lagi ya,” ucap si polisi.
VivaNews/rei
Ckckckckck, seseorang yg begitu hebat
ReplyDeleteTerima kasih udah berkunjung..!!
Delete