Perkembangan bidang astronomi Indonesia beberapa dekade terakhir tidak mendapatkan apresiasi dari dunia internasional. Pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang ke 49 kalinya, mereka mendeklarasikan mengenai rencana besar yang akan mengharumkan nama bangsa. Deklarasi tersebut berisi mengenai Ekspedisi Kedirgantaraan Morotai.
Dalam rencana besar itu dikatakan bahwa daerah Morotai sangat baik dijadikan lokasi peluncuran Roket Peluncur Satelit yang akan dirancang secara bersusun dengan roket diameter 3,2 meter, 4,2 meter dan 5,5 meter. Itulah berita yang dilansir dari siaran Humas Lapan, pada tanggal 27 november kemarin siang. Selama ini Lapan memang sudah mempunyai fasilitas peluncuran roket di daerah Pameungpeuk kabupaten Garut propins Jawa Barat.
Namun sayangnya stasiun itu tidak mempunyai sarana dan prasarana yang cukup untuk melakukan peluncuran roket berukuran raksasa. Roket besar berdiameter 5,5 meter ini sudah ada blue printnya, namun sekarang masih dalam proses pengerjaan. Telah dipersiapkan roket pendorong utama RPS untuk meluncurkan satelit nano ke angkasa. Di daerah Morotai, Lapan sudah merencanakan lima sampai dengan enam titik lokasi yang dinilai sangat baik.
Morotai memiliki beberapa keunggulan daripada daerah lain di tanah air, yaitu letaknya strategis sehingga lebih ekonomis dan faktor keamanan yang tinggi karena berhimpitan dengan Samudera Pasifik. Lapan sebelumnya sempat menimbang Biak di Papua dan Enggano di Sumatera Barat. Namun dua daerah tersebut tidak dipilih karena ada faktor-faktor yang dianggap bermasalah.
Ekspedisi Morotai yang akan membawa citra baik tanah air ini akan dimulai proyeknya pada 2013 dan bandar antariksa diprediksi sudah resmi berdiri pada 2025. Sebenarnya di tahun 1964, Indonesia tercatat menjadi negara negara kedua di Asia Afrika yang bisa mengudarakan roket buatan anak bangsa, akan tetapi prestasi tersebut mandek dan tidak berkembang sampai sekarang.
0 comments:
Post a Comment