Kalau dilihat dari peta perekonomian dunia, kekuatan AS masih merupakan yang nomor 1, disusul oleh China, Jepang, dan Jerman. Sedangkan apabila dilihat dari sisi internet, China merupakan negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia, sedangkan AS ada di posisi kedua.
Namun, menurut Alfons Tanujaya dari Vaksincom, untuk masalah malware yang menginfeksi situs internet posisinya sedikit bergeser dimana Amerika masih menempati peringkat 1 dengan tingkat infeksi 42,03 persen.
VAKSINCOM Persentase situs yang terkena kode jahat berdasarkan asal negara.
Ada Jerman di posisi 2 dengan tingkat infeksi 7,3 persen, diikuti dengan China dengan tingkat infeksi 5,84 persen.
Sedangkan di posisi 4 yang secara ekonomi diduduki oleh Jepang, ternyata diambil oleh Rusia dengan tingkat infeksi 5,79 persen.
"Hal ini menunjukkan bawah walaupun secara ekonomi Rusia hanya menempati peringkat 11 (versi PBB), untuk masalah situs kriminal rupanya negara ini memiliki kemampuan lebih dan mampu melewati peringkat ekonominya," tulis Alfons dalam press rilis resmi, Kamis (6/12/2012).
Walaupun masuk ke empat besar negara dengan ekonomi terbaik, Jepang ternyata memiliki prestasi yang baik dalam masalah malware. Negara ini hanya menempati urutan 19 untuk masalah malware ini.
Jika mau dicari-cari, apakah bahasa penyebab tingginya masalah malware di suatu negara?
"Tidak juga karena China dan Korea yang memiliki bahasa dengan huruf kanji tetap menempati peringkat tinggi. Apakah karena implementasi sekuriti pada situs-situs di Jepang yang lebih baik dari negara-negara lain? Hal ini telah menjadi fenomena menarik untuk dipelajari," jelas Alfons.
Jika pengelolaan keamanan situs internet di Jepang patut diacungi jempol dan diteladani, lalu bagaimana dengan negara lain di Asia Tenggara, termasuk Indonesia?
Jumlah halaman situs terinfeksi malware dan pengguna internet di Asia Tenggara
Anomali jumlah situs terinfeksi kode jahat seperti yang terjadi pada Rusia dengan Jepang di dunia rupanya terjadi juga di Asean. Walaupun Indonesia memiliki pengguna internet dengan jumlah terbanyak di antara negara Asean lain, jumlah situs yang terinfeksi di Indonesia masih ada di posisi 38.
Bandingkan dengan Vietnam dan Thailand. Masing-masing memiliki pengguna internet sebanyak 31 juta dan 21 juta orang. Keduanya memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia, di mana Vietnam menduduki posisi 23 dunia, diikuti Thailand dengan posisi 26 dunia.
Pada umumnya, malware yang menginfeksi situs di dunia didominasi oleh Trojan, Backdoor, Script, Framer, dan PHP malware.
Bagaimana dengan Indonesia?
"Namun, ada satu malware berbahaya yang menginfeksi file HTML dan banyak ditemukan menginfeksi situs-situs di Indonesia, tidak lain dan tidak bukan adalah Ramnit," papar Alfons.
Adapun lembaga atau perusahaan yang terinfeksi malware cakupannya sangat luas.
"Dari perusahaan swasta, lembaga pendidikan, perusahaan besar, lembaga pemerintahan, sampai perusahaan tambang tidak luput dari infeksi malware ini," tutup Alfons.
Salah satu situs milik pemerintah yang terkena kasus Ramnit
0 comments:
Post a Comment