Sejumlah negara mulai melirik senjata buatan Indonesia. Irak sudah hampir dipastikan memborong senjata buatan anak negeri. Bukan hanya Irak, beberapa negara juga tertarik mendatangkan senjata buatan Indonesia seperti, Arab Saudi, Iran dan Uganda.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menyatakan, kualitas senjata buatan Indonesia sudah diakui dunia karena bertaraf internasional. Tapi ternyata, ada faktor lain yang membuat negara-negara tersebut tertarik mendatangkan senjata buatan Indonesia. "Sesama negara berpenduduk muslim. Karena kedekatan agama itu juga menentukan," ujarnya kepada VIVAnews, Selasa 4 September 2012.
Pemerintah Indonesia, kata Hartind, memang tengah gencar mempromosikan industri persenjataannya ke beberapa negara tetangga. Promosi dilakukan ke negara-negara di Afrika, Asia bahkan Eropa.
"Sebenarnya kami membantu pertahanan dalam negeri. Jadi kalau pejabat ke luar negeri, kami perkenalkan produk-produk kami. Begitu juga waktu Wamenhan Sjafrie Syamsuddin ke Irak, dibawa contoh produknya. Terus mereka tertarik," jelasnya. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Sjafrie melakukan kunjungan ke Irak, Uganda, dan Kongo yang didampingi oleh Dirut PT Pindad, Adik Avianto.
Di Irak, delegasi Indonesia membawa persenjataan buatan Indonesia seperti kendaraan ringan lapis baja, Anoa, serta senapan SS-2. Delegasi militer Irak akan datang pada 5 Oktober 2012 mendatang untuk mengunjungi pabrik senjata Indonesia.
SENAPAN SERBU SS-1 (kaliber 5,56 mm x 45)
PISTOL P-1 (kaliber 9 mm x 19)
SBR-1 untuk polisi (7,62 mm x 45)
REVOLVER R-1
SPM2
SS-2 (5,56 mm x 45)
PISTOL P-2 (9 mm x 19)
SENJATA OTOMATIS REGU SM3 kaliber 5,56 mm x 45
Meriam 105 Pindad
RANTIS APC (KENDARAAN TAKTIS ARMOURED PERSONAL CARRIER)
6X6 Pindad
6X6 Pindad versi canon
Combat VEHICLE
Kendaraan RPP-M
"Belum, kami belum mendapat laporan soal itu," kata juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 31 Agustus 2012. "Kami tetap prioritaskan dalam negeri. Itu sudah diketahui pemerhati industri strategis dalam negeri."
Dalam memenuhi kebutuhan persenjataan dalam negeri, beberapa stake holder sudah dilibatkan, antara lain PT PAL dan PT Pindad. Menurut Julian, untuk ke depan kebijakan pengadaan peralatan utama sistem persenjatan sesuai dengan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Presiden memaparkan rencana pengadaan alutsista dengan memprioritaskan industri strategis yang ada di dalam negeri. Kalau itu, bisa mereka lakukan atau mereka buat. Jadi tidak perlu keraguan soal itu," tegas Julian.
Kabar rencana pemesanan senjata oleh Irak itu disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dahlan mengaku senang atas kunjungan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsuddin ke Irak dan Uganda beberapa waktu lalu yang membuahkan hasil positif.
Kedua negara itu memesan persenjataan buatan Indonesia. "Saya senang sekali Wamenhan dari Irak dan menjadi tenaga marketing yang baik untuk PT DI, Pindad, dan Dahana," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin 27 Agustus 2012
0 comments:
Post a Comment