Membaca kisah orang Arab badwi ini, kita harus berani dan sanggup menggugat Allah SWT yang di akhirat kelak mengancam akan menyiksa kita yang berlumuran khilaf, salah dan dosa. Gugatan ini akan berhasil dengan satu syarat mutlak: keyakinan kita penuh dan bulat (haqqul yakin) dalam menggugat Allah. Selamat membaca!
Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah SAW. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”. Rasulullah menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.
Orang itu Ialu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampanan dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Aku percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun aku belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun aku belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
Rasulullah pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia pun tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” Jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah SAW. Melihat hal itu, Rasulullah menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata:
“Wahal orang Arab! Janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabur yang meminta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.”
Ketika itulah, Malaikat Jibril turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Setelah, berfikir sejenak, orang Arab itu kemudian berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengan-Nya!” kata orang Arab badwi itu.
Rasulullah tentu saja terkejut bukan kepalang, amat lancang sekali mulut orang badwi ini. “Engkau akan membuat perhitungan dengan Allah? Apa yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah penasaran.
“Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa dan kemaksiatanku, aku akan memperhitungkan tentang keluasan lautan maghfirah-Nya,’ jawab orang itu. “Jika Dia akan memperhitungkan kelalaian ibadahku dan sedikitnya amalanku, aku akan membuat perhitungan tentang maha luas kasing sayang-Nya yang tak terbatas. Jika Dia memperhitungkan kekikiranku, aku akan memperhitungkan pula betapa maha luas kemurahan dan kedermawanan-Nya!’
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah pun menangis, betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu. Air matanya meleleh membasahi janggutnya. Karena itu, Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga Arays bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti!”
Betapa senangnya orang Arab badwi itu mendengar berita tersebut. Air matanya lalu meledak beercucuran, tidak tahan menahan keharuan dirinya.
0 comments:
Post a Comment