Pesawat tempur dengan spesifikasi multi-peran besutan Rusia ini digadang-gadang sebagai seri Flanker yang paling luwes menari “Kobra Pugachev”. Flanker sendiri merupakan kode nama dari NATO dan merupakan pesawat buru sergap yang tangguh untuk segala cuaca.
Proyek Su-37 Terminator ini juga dikenal dengan “Project 711” di mana setiap ada pameran kedirgantaraan yang melibatkan Rusia, pesawat dengan nomor sirip tegak 711 ini selalu ditunggu kemunculannya terutama dalam hal demonstrasi.
Yang membuat pesawat Su-37 ini istimewa adalah dibenamkannya teknologi TVC (Thrust Vectoring Control) yang membuat semburan jet bisa diubah-ubah arahnya (tidak statis seperti jet kebanyakan). Inilah yang membuat Sukhoi Su-37 mampu membuat manuver “Cobra”, sebuah manuver yang menjadi trademark Su-37 berawal dari pesawat yang menanjak miring, pada satu titik tiba-tiba rebah ke belakang dan membuat satu putaran “U”, nyaris pada kecepatan nol! (bayangkan saja) Inilah yang disebut manuver Kobra Mematuk dan diam. Dengan TVC, semburan jet bisa diubah-ubah arahnya, tidak searah seperti jet biasa kebanyakan, yaitu ke belakang. Dorongan jet dengan demikian bisa lebih ke bawah, lebih ke atas, ke samping kiri, atau ke samping kanan. Kemampuan ini membuat Su-37 bisa membuat lingkaran penuh (3600) dengan jari-jari lebih kecil serta dengan kecepatan yang lebih lambat. Selain itu pesawat bisa terbang dalam ketinggian normalnya hanya dalam beberapa detik. Fenomenal!!!
Jika Rusia melakukan inovasi untuk memperoleh gerak lincah dan manuver hebat, tidak demikian dengan Amerika. Di dukung dana yang besar, Amerika getol mengembangkan teknologi stealth (F-117 maupun B-2). Hasilnya sudah bisa dirasakan waktu Perang Gurun meski ada yang menyatakan kehebatan pesawat tersebut dilebih-lebihkan. Namun untuk tidak pucat pasi kedua kali, Amerika mencoba mengawinkan kedua teknologi itu pada pesawat F-22 Raptor. Pada hakikatnya, pesawat stealth tidak benar-benar menghilang seperti apa yang dilakukan David Copperfield terhadap Patung Liberty.
Teknologi siluman itu dimaksudkan untuk mengacak radar sehingga sinyal yang kembali tidak utuh lagi. Dengan demikian penampakan di layar berkurang, bahkan bisa sama sekali tak tertangkap. Besar-kecilnya penampakan bergantung pada posisi relatif pesawat siluman terhadap radar pelacak.
Meski tanpa sentuhan teknologi stealth, Su-37 tidak bisa dipandang sebelah mata. Inilah awal kebangkitan Rusia dalam dunia kedirgantaraan. Kehadirannya di Farnborough International 1996 sempat membuat panitia kelabakan ketika pilot ujinya ingin mendemonstrasikan dua manuver andalannya. Panitia khawatir kinerja Su-37 tersebut bisa menurunkan pamor Eurofighter-2000.
Teknologi stealth memang mengagumkan, meski dari sudut pandang aerodinamis tidak menarik. Su-37 diklaim sebagai “The First Plane of The 21st Century” oleh para insinyur di Biro Desain Sukhoi. Rusia masih setia dengan konsep manuver, sedangkan Amerika mulai khawatir dengan stealth-nya sehingga mulai memasukkan unsur manuver ke dalam pesawat tempur masa depannya (F-22 Raptor). Masa depan pesawat tempur memang terletak pada inovasi-inovasi yang dilahirkan oleh perancang-perancangnya.
0 comments:
Post a Comment