Belajar Jujur dari Kernet Bus



Ada seorang kernet bus dan penumpang yang sedang berbincang, gampangnya si penumpang ini iseng mengajak ngobrol si kenek bus...
Penumpang (X): Pak, pak... bapak-kan megang semua uang hasil narik?

Kenek (Y): Iya...
X: Hmmm... kalau menurut saya sih, bapak kan bisa tuh ngambil uang itu. Bapak kurangin jumlah uangnya juga kan gak ada yang tahu, atau bahkan bapak kasih setoran dikit juga gak ada yang tau persis berapa jumlah pemasukan hari ini?
Y: Buat apa saya berbohong? Kalaupun saya gak nyetorin uang hasil narik semuanya, toh saya gak akan dapet apa-apa. Besok-besok juga bakal disuruh nyetor duit lagi.
X: Tapi kan bapak bisa aja bilang kalau setorannya emang cuma segitu!
Y: Bohong hari ini, saya bakal rugi besok. Kalaupun rejeki saya hari ini cuma segini, ya emang cuma ini buat saya, rejeki itu udah diatur mbak. Sekarang dan besok itu tidak ada bedanya. Kalau saya nakal sekarang, rejeki saya buat besok bisa dikit. Kan gak ada yang tau soal besok mbak.
Si penumpang hanya terdiam dan mencoba meresapi apa yang dikatakan oleh kenek bus itu. Ternyata berbohong itu membuang energi, kalaupun kita mampu mengelabuhi sesama manusia tetapi kita tidak bisa mengelabui penglihatan Tuhan dan malaikatnya.
Subhanallah... kejujuran memang keindahan yang sesungguhnya dan rezeki sudah ada yang mengatur, kita manusia hanya tinggal menjalani hidup dengan baik. Dia sudah menggariskan hidup kita.

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment