Ujian dan Cobaan


Menurut bahasa, uji berarti “percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu”. Jika dijadikan kata “ujian”, maka artinya sama dengan “cobaan” yang berarti “sesuatu yg dipakai untuk menguji (ketabahan, iman, dsb)”. (KBBI Online)
Kalau suatu pabrik hendak memasarkan produknya, maka biasanya mereka terlebih dahulu melakukan pengujian atau percobaan. Yang lulus akan diluncurkan, dan yang tidak akan dimasukkan kembali. Bahkan sering, ketika produk sudah diluncurkan, tetapi ternyata mengalami kegagalan seiring perjalanan waktu digunakan para konsumen, produk akan segera ditarik kembali. Dan hampir pasti, dia tidak akan pernah kembali ke pasaran. Atau kalau kembali, sudah berganti nama dan wujud.
Dalam kehidupan manusia, masalah adalah sebuah kenyataan yang memang benar-benar ada dan jelas keberadaannya, sejelas kebesaran pegunungan Himalaya. Masalah ada di setiap individu manusia yang normal. Oleh karena itu, bukanlah manusia yang normal jika merasa tak punya masalah (dan hanya orang gila yang tak punya masalah), dan juga tak boleh menganggap diri kita sendiri sebagai manusia yang paling bermasalah. Dia ada di muka bumi untuk menguji manusia, siapa yang paling unggul kualitasnya, sehingga pantas lulus memasuki gerbang kebaikan yang kekal di jannah.
“Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi itu sebagai perhiasan, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik perbuatannya.” (QS Al Kahfi: 7)
Ujian berupa kemalangan membuat orang-orang yang beriman diampuni dosa-dosanya di masa lalu, sehingga mereka menghadap Allah dalam keadaan bersih tanpa dosa.
“…bala dan ujian senantiasa ditimpakan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa dosa apapun.” (H.R. Tirmidzi)

“Tidak ada seorang Muslim pun yang terkena gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat dari itu, melainkan dengan ujian itu dihapuskan oleh Allah catatan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (H.R. Bukhari & Muslim).
Namun, jangan sampai kita tertipu. Bentuk ujian berupa masalah ini bermacam-macam. Dia tidak selalu berbentuk hal yang dibenci manusia, tetapi bisa juga bertentuk hal yang disukai, bahkan dicintai manusia.
“Dan Kami akan uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan kepada Kamilah kalian akan kembali” (QS Al Anbiya: 35)
Banyak orang yang sukses bersabar ketika ditimpa keburukan, kesusahan, kemiskinan. Tapi sedikit sekali orang yang tetap tawadhu’, bersyukur, dan tetap bersikap lurus di kala menerima kenikmatan, kebaikan, dan kekayaan. Banyak orang yang justru menemui titik terendahnya sebagai manusia ketika dia bergelimang kedudukan atau harta.
“Demi Allah, bukanlah kefakiran atau kemiskinan yang aku kuatirkan dari kalian, tetapi aku kuatir justru pada kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana telah didapatkan oleh orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bergelimang kemewahan itu sehingga hancur, sebagaimana mereka juga bergelimang kemudian hancur pula.” (H.R. Bukhari)
Ujian dan Cobaan diturunkan oleh Allah kepada manusia untuk:
  • membersihkan dan memilih mana yang beriman dan mana yang berdusta dengan keimanannya, memisahkan mana emas murni dan yang emas loyang.
  • mengangkat derajat dan menghapuskan dosa.
  • mengungkapkan jati diri manusia itu sendiri yang sebenarnya sehingga nampak jelas kesabaran dan ketaatannya.
  • membentuk dan menempa kepribadian menjadi pribadi yang tahan uji sehingga gigih dalam melangkahi kehidupan.
  • melatih dan membiasakan sehingga manusia akan bertambah kesabarannya, kuat cita-citanya, dan teguh pendiriannya.

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment