Khasiat Dari Garam

Di antara kita, pasti ada yang telah terbiasa merendam atau mencuci bagian tubuh yang terluka dengan air garam, agar cepat kering dan sembuh. Ada pula yang takut, karena rasa perih yang ditimbulkannya. Bahkan, ada juga yang tidak mengetahui akan khasiat garam dalam hal ini.


Selain berguna sebagai bumbu pada masakan, garam pun berkhasiat dalam menyembuhkan luka, yaitu dengan merendam atau mencuci bagian tubuh yang mengalami luka. Ada cara untuk menjadikan air garam tersebut, agar tidak menyebabkan rasa perih, yaitu dengan melarutkannya ke dalam air hangat.



Yang menjadi pertanyaan, adalah apakah air hangat itu berpengaruh terhadap jalannya reaksi dan hasil reaksi kimia antara air dengan garam? Pada kasus garam yang dilarutkan dengan air dingin, apa yang menyebabkannya menjadi perih?

Ketika garam dicampur dengan air, terutama air hangat, terbentuklah partikel-partikel dengan muatan listrik yang berbeda, yaitu : ion natrium yang bermuatan positif, dan ion klor yang bermuatan negatif.



Ketika larutan garam ini dibasuh pada bagian yang terluka, ion-ion ini akan mengatur tekanan sel-sel di sekitar luka. Tekanan tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga cairan tidak akan keluar dari dalam sel.



Dengan kata lain, luka akan menjadi cepat kering dan sembuh, karena selain mengeringkan luka, air garam juga dapat membunuh bakteri yang menyerang luka (terutama bakteri staphylococcus dan streptococcus), sehingga terhindar dari infeksi.



Sebenarnya, pemakaian garam sebagai obat untuk luka, sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno. Kertas papirus Ebers (1600 SM) menuliskan tentang resep- resep pemanfaatan garam yang dilarutkan ke dalam air, madu, atau minyak-minyak tertentu untuk mengeringkan luka dan menyembuhkan infeksi akibat jamur.



Hippocrates (460 SM) dari Yunani, Dioskurides (100 M) dari Romawi, Galen dari Yunani (129 - 200 M), Ibn Sina dari Arab (980 - 1037 M), ialah tokoh-tokoh di masa lampau, yang memiliki resep-resep penyembuhan luka dengan menggunakan garam ini.



Beberapa tahun lalu, Prof. Yen Con Hung dari University of Georgia menemukan, bahwa air garam yang diberi arus listrik, ternyata mampu membunuh banyak bakteri, terutama yang menempel pada berbagai tanaman, atau pada papan talenan yang dipakai untuk memotong sayuran.



Mengenai rasa sakit, penyebabnya diperkirakan, karena di bawah kulit (di sekitar daerah yang luka), terdapat sel-sel yang peka terhadap panas dan dingin. Jika sel-sel ini terkena air yang suhunya di bawah batas tertentu, maka sel-sel tersebut akan mengirim sinyal ke otak, dan otak akan menginterpretasikannya sebagai rasa yang sakit.



Berarti, selain digunakan sebagai bumbu pada masakan, garam pun mampu untuk menyembuhkan luka. Jadi, mengobati luka dengan menggunakan garam, merupakan suatu hal yang telah terbukti sangat efektif.

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment